Dakwah yang dilakukan oleh
Rasulullah terbagi dalam 2 periode, yaitu di Mekkah dan Madinah. Pada awal
periode Mekkah Rasulullah berdakwah secara (daur al istikhfa’) sembunyi-sembunyi, mendatangi orang-orang
dekat Beliau antara lain istri Beliau Khadijah, keponakannya Ali, budak Beliau
Zaid, untuk diajak masuk Islam. Ketika turun surat al Muddatstsir :74 ayat 1-2,
1. Hai orang yang
berkemul (berselimut),
2.
bangunlah, lalu berilah peringatan!
Kemudian setelah itu Rasululah mulai
melakukan dakwah di tengah masyarakat, setiap bertemu orang Beliau selalu
mengajaknya untuk mengenal dan masuk Islam (masih dalam keadaan
sembunyi-sembunyi). Ketika Abu Bakar menyatakan masuk Islam, dan menampakkannya
kepada orang-orang yang dia percayai, maka muncullah nama-nama seperti Utsman
bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash dan
Thalhah bin Ubaidillah yang juga masuk Islam.
Dan seterusnya diikuti oleh yang lain seperti Abu ‘Ubaidah, Abu Salamah,
Arqom bin Abi al Arqom, dll. Beliau menjadikan rumah Arqom bin Abi al Arqom
sebagai pusat pengajaran dan sekaligus pusat kutlah (kelompok) yang dalam
bahasa kita tepatnya disebut sekretariat. Di tempat ini Rasulullah mengajarkan
hukum-hukum Islam, membentuk kepribadian Islam serta membangkitkan aktivitas
berpikir para sahabatnya tersebut. Beliau menjalankan aktivitas ini lebih
kurang selama 3 tahun dan menghasilkan 40 orang lebih yang masuk Islam.
Selama 3 tahun membangun kutlah kaum
muslim dengan membangun(‘aqliyah islamiyah) pola pikir yang islami. Dan (nafsiyah
islamiyah) jiwa yang islami. maka
muncullah sekelompok orang yang memiliki syakhsiyah islamiyah
(kepribadian Islam) yang siap berdakwah di tengah-tengah masyarakat jahiliyah
pada saat itu. Hal ini bertepatan dengan turunnya surat al Hijr 15 : 94
94.
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Dengan turnya ayat yang
memerintahkan Rasulullah untuk berdakwah secara terang-terangan dan terbuka.
Ini berarti Rasulullah dan para sahabatnya telah berpindah dari tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi (daur
al istikhfa’) kepada tahapan dakwah secara terang-terangan (daur al
i’lan). Dari tahapan kontak secara individu menuju tahap menyeru seluruh
masyarakat. Sejak saat itu mulai terjadi benturan antara keimanan dan
kekufuran,
antara pemikiran yang haq dan pemikiran yang
batil. Tahapan ini disebut marhalah al tafa’ul wa al kifah yaitu tahap
interaksi dan perjuangan. Di tahapan ini kaum kafir mulai memerangi dan
menganiaya Rasulullah dan para sahabatnya. Ini adalah periode yang paling berat
dan menakutkan di antara seluruh tahapan dakwah.
Bahkan sebagian sahabat yang
dipimpin oleh Ja’far bi Abi Thalib diperintahkan oleh rasul untuk melakukan
hijrah ke Habsyi. Sementara Rasulullah dan sahabat yang lain terus melakukan
dakwah dan mendatangi para ketua kabilah atau ketua suku baik itu suku yang ada
di Mekkah maupun yang ada di luar Mekkah. Terutama ketika musim haji, dimana
banyak suku dan ketua sukunya datang ke Mekkah untuk melakukan ibadah haji.
Rasulullah mendatangi dan mengajak mereka masuk Islam atau minimal memberikan
dukungan terhadap perjuangan Rasulullah.
Benturan antara Rasulullah dengan
kafir Quraisy terjadi karena Rasulullah dan para sahabat selalu melecehkan
khayalan mereka, merendahkan tuhan-tuhan mereka, menyebarkan rusaknya kehidupan
mereka yang rendah, dan mencela cara-cara hidup mereka yang sesat. RASULULLAH
TIDAK PERNAH BERKOMPROMI APALAGI BEKERJASAMA MENJALANKAN SISTEM KEHIDUPAN RUSAK
DAN SESAT BUATAN MANUSIA JAHILIYAH. Al Qur’an senantiasa turun kepada
Beliau, dan menyerang orang-orang kafir secara gamblang : 21;98
98. Sesungguhnya kamu
dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk
ke dalamnya.
al Qur’an juga menyerang praktek riba yang
telah turun temurun mewarnai kehidupan jahiliyah : qs.30 ; 39
39. dan sesuatu Riba
(tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba
itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian)
Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
demikian juga dengan kecurangan2
dalam takaran yang sangat biasa terjadi :qs.83;1-3
1.
kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
2.
(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi,
3.
dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
Akibatnya, manusia-manusia jahil itu
menghalangi dan menyakiti Rasulullah dengan fitnah, propaganda yang
menyesatkan, pemboikotan bahkan penyiksaan fisik.dan juga tipu daya.
Inilah di antara tipu daya yang di
fikirkan orang kafir terhadap rosululloh dan umatnya.
Qs.8;30
30.
dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya
terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu.
mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah
Sebaik-baik pembalas tipu daya.
Namun demikian alloh mebesarkan hati nabi
Muhammad dan para pengikutnya yang siap mengemban amanah da’wah agar tidak
besedih hati dengan apa yang mereka lakukan terhadapnya,seperti yang di
firmankan Alloh dalam qs.6;33 – 36
33.
Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan
hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan
mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat
Allah[469].
[469]
Dalam ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad s.a.w. dengan menyatakan bahwa
orang-orang musyrikin yang mendustakan Nabi, pada hakekatnya adalah mendustakan
Allah sendiri, karena Nabi itu diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah.
34. dan Sesungguhnya
telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap
pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang
pertolongan Allah kepada mereka. tak ada seorangpun yang dapat merobah
kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. dan Sesungguhnya telah datang kepadamu
sebahagian dari berita Rasul-rasul itu.
35.
dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa Amat berat bagimu, Maka jika kamu
dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan
mukjizat kepada mereka (maka buatlah)[470]. kalau Allah menghendaki, tentu saja
Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk sebab itu janganlah sekali-kali
kamu Termasuk orang-orang yang jahil
[470]
Maksudnya Ialah: janganlah kamu merasa keberatan atas sikap mereka itu
berpaling daripada kami. kalau kamu merasa keberatan cobalah usahakan suatu
mukjizat yang dapat memuaskan hati mereka, dan kamu tentu tidak akan sanggup.
36.
hanya mereka yang mendengar sajalah yang mematuhi (seruan Allah), dan
orang-orang yang mati (hatinya)[471], akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian
kepadaNyalah mereka dikembalikan.
[471]
Maksudnya orang-orang yang kafir tidak mendengarkan dan tidak mematuhi seruan
Allah.
Di tengah cobaan yang sangat berat
tersebut, datanglah kabar gembira akan kemenangan dari Madinah. Hal ini terjadi
ketika beberapa orang dari suku khazraj datang ke Mekkah untuk berhaji.
Kemudian Rasulullah mendatangi mereka, berdakwah kepada mereka dan merekapun
akhirnya masuk Islam. Setelah selesai melaksanakan haji dan mereka kembali ke
Madinah, mereka menceritakan keislaman mereka kepada kaumnya. Sejak saat itu
cahaya Islam mulai muncul di Madinah.
Pada musim haji tahun berikutnya,
datang 12 orang dari Madinah ke Mekkah, lalu mereka membai’at Rasulullah dalam
peristiwan Bai’at ‘Aqobah pertama. Bai’at ini adalah sebuah pernyataan janji di
hadapan Rasulullah bahwa mereka akan berpegang teguh pada risalah Islam dan
meninggalkan semua perbuatan-perbuatan yang rusak dan sesat yang selama ini
mereka praktekkan dalam kehidupan. Ketika penduduk Madinah ini akan kembali,
Rasulullah memerintahkan Mush’ab bin Umair untuk ikut bersama mereka dan
mengajarkan Islam kepada penduduk Madinah.
Berbeda dengan penduduk Mekkah yang
jumud dan berusaha untuk mempertahankan status quo, terutama para penguasa
kekufuran seperti Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan, penduduk Madinah lebih
baik dan bersahabat dengan Islam. Mereka mau menerima agama baru tersebut.
Bahkan ketika musim haji tiba dan Mush’ab kembali ke Mekkah serta melaporkan
kepada Rasulullah tentang kondisi perkembangan Islam di Madinah yang sangat
baik, Rasulullah mulai berpikir untuk memindahkan medan dakwah dari Mekkah ke
Madinah.
Ketika rombongan haji dari Madinah
yang berjumlah 75 orang datang, terjadilah peristiwah Bai’at Aqobah kedua.
Bai’at ini adalah sebuah pernyataan dan janji di hadapan Rasulullah bahwa
mereka penduduk Madinah akan melindungi Rasulullah dan menyerahkan kekuasaan
kepada Rasulullah untuk memimpin mereka baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
memimpin mereka berperang melawan orang-orang yang menghalangi risalah Islam.
Tidak lama setelah itu Rasulullah memerintahkan kepada para sahabatnya untuk
melakukan hijrah ke Madinah dan Rasulullah menyusul kemudian.
Sejak tiba di Madinah, Rasulullah
memerintahkan para sahabatnya membangun masjid sebagai tempat sholat,
berkumpul, bermusyawarah serta mengatur berbagai urusan ummat. Sekaligus
memutuskan perkara yang ada di antara mereka. Beliau menunjuk Abu Bakar dan
Umar sebagai pembantunya. Beliau bersabda “dua (orang) pembantuku di bumi
adalah Abu Bakar dan Umar.” Dengan demikian Beliau berkedudukan sebagai
kepala negara, qlodi dan panglima militer. Beliau menyelesaikan perselisihan
yang terjadi di antara penduduk Madinah dengan hukum Islam, mengangkat komandan
ekspedisi dan mengirimkannya ke luar Madinah. Negara Islam oleh Rasulullah ini
dijadikan pusat pembangunan masyarakat yang berdiri di atas pondasi yang kokoh
dan pusat persiapan kekuatan militer yang mampu melindungi negara dan
menyebarkan dakwah. Setelah seluruh persoalan dalam negeri stabil dan
terkontrol, Baliau mulai menyiapkan pasukan militer untuk memerangi orang-orang
yang menghalangi penyebaran risalah Islam. Wallah’alam.
Skema Metode Dakwah Rasulullah
1.
PERIODE MEKKAH
A. Tahapan Pembinaan dan Pengkaderan
1. Pemantapan Aqidah
2. Pembentukan Syakhsiyah
Islamiyah{kepribadian islamiah}
3. Pembentukan Kutlah/kelompok
Dakwah
B. Tahapan Interaksi dan Perjuangan
1. Pertarungan Pemikiran
(shira’ul fikr)
2. Perjuangan Politik (Kifahus
siyasi)
2.
PERIODE MADINAH
C. Tahapan Penerapan Syarat
Islam (tathbiq ahkam al Islam)
1. Membangun Masjid
2. Membina Ukhuwah Islamiyah
3. Mengatur urusan masyarakat
dengan syariat Islam
4. Membuat Perjanjian dengan
warga non muslim
5. Menyusun strategi politik
dan militer
6. Jihad
wallohu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar