NIKMATI PROSES !!!!!!!!!!!
Sebenarnya
yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Karena yang
bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses dan bukan hasil. Kalau hasil
itu ALLOH yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati dua
perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaitu selalu menjaga
setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan
ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah ALLOH SWT.
Seperti para mujahidin yang berjuang
membela bangsa dan agamanya, sebetulnya bukan kemenangan yang terpenting bagi
mereka, karena menang-kalah itu akan selalu dipergilirkan kepada siapapun. Tapi
yang paling penting baginya adalah bagaimana selama berjuang itu niatnya benar
karena ALLOH dan selama berjuang itu akhlaknya juga tetap terjaga. Tidak akan
rugi orang yang mampu seperti ini, sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti
dapat pahala, kalaupun terbunuh berarti bisa jadi syuhada.
Ketika jualan
dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting bagi
kita bukanlah uang dari jualan itu, karena uang itu ada jalurnya, ada rizkinya
dari ALLOH dan semua pasti mendapatkannya. Karena kalau kita mengukur
kesuksesan itu dari untung yang didapat, maka akan gampang sekali bagi ALLOH
untuk memusnahkan untung yang didapat hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah
menimpanya, dikenai bencana, hingga akhirnya semua untung yang dicari
berpuluh-puluh tahun bisa sirna seketika.
Walhasil yang
terpenting dari bisnis dan ikhtiar yang dilakukan adalah prosesnya. Misal,
bagaimana selama berjualan itu kita selalu menjaga niat agar tidak pernah ada
satu miligram pun hak orang lain yang terambil oleh kita, bagaimana ketika
berjualan itu kita tampil penuh keramahan dan penuh kemuliaan akhlak, bagaimana
ketika sedang bisnis benar-benar dijaga kejujuran kita, tepat waktu,
janji-janji kita penuhi.
Dan keuntungan
bagi kita ketika sedang berproses mencari nafkah adalah dengan sangat menjaga
nilai-nilai perilaku kita. Perkara uang sebenarya tidak usah terlalu dipikirkan,
karena ALLOH Mahatahu kebutuhan kita lebih tahu dari kita sendiri. Kita sama
sekali tidak akan terangkat oleh keuntungan yang kita dapatkan, tapi kita akan
terangkat oleh proses mulia yang kita jalani.
Ini perlu
dicamkan baik-baik bagi siap pun yang sedang bisnis bahwa yang termahal dari
kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jaga dalam proses. Termasuk ketika
kuliah bagi para pelajar, kalau kuliah hanya menikmati hasil ataupun hanya
ingin gelar, bagaimana kalau meninggal sebelum diwisuda? Apalagi kita tidak
tahu kapan akan meninggal. Karenanya yang paling penting dari perkuliahan,
tanya dulu pada diri, mau apa dengan kuliah ini? Kalau hanya untuk mencari isi
perut, kata Imam Ali, "Orang yang pikirannya hanya pada isi perut, maka
derajat dia tidak akan jauh beda dengan yang keluar dari perutnya". Kalau
hanya ingin cari uang, hanya tok uang, maka asal tahu saja penjahat juga
pikirannya hanya uang.
Bagi kita
kuliah adalah suatu ikhtiar agar nilai kemanfaatan hidup kita meningkat. Kita
menuntut ilmu supaya tambah luas ilmu hingga akhirnya hidup kita bisa lebih
meningkat manfaatnya. Kita tingkatkan kemampuan salah satu tujuannya adalah
agar dapat meningkatkan kemampuan orang lain. Kita cari nafkah sebanyak mungkin
supaya bisa mensejahterakan orang lain.
Dalam mencari
rizki ada dua perkara yang perlu selalu kita jaga, ketika sedang mencari kita
sangat jaga nilai-nilainya, dan ketika dapat kita distribusikan sekuat-kuatnya.
Inilah yang sangat penting. Dalam perkuliahan, niat kita mau apa nih? Kalau mau
sekolah, mau kuliah, mau kursus, selalu tanyakan mau apa nih? Karena belum
tentu kita masih hidup ketika diwisuda, karena belum tentu kita masih hidup
ketika kursus selesai.
Ah, Sahabat.
Kalau kita selama kuliah, selama sekolah, selama kursus kita jaga sekuat-kuatnya
mutu kehormatan, nilai kejujuran, etika, dan tidak mau nyontek lalu kita
meninggal sebelum diwisuda? Tidak ada masalah, karena apa yang kita lakukan
sudah jadi amal kebaikan. Karenanya jangan terlalu terpukau dengan hasil.
Saat melamar
seseorang, kita harus siap menerima kenyataan bahwa yang dilamar itu belum
tentu jodoh kita. Persoalan kita sudah datang ke calon mertua, sudah bicara
baik-baik, sudah menentukan tanggal, tiba-tiba menjelang pernikahan ternyata ia
mengundurkan diri atau akan menikah dengan yang lain. Sakit hati sih wajar dan
manusiawi, tapi ingat bahwa kita tidak pernah rugi kalau niatnya sudah baik,
caranya sudah benar, kalaupun tidak jadi nikah dengan dia. Siapa tahu ALLOH
telah menyiapkan kandidat lain yang lebih cocok.
Atau sudah
daftar mau pergi haji, sudah dipotret, sudah manasik, dan sudah siap untuk
berangkat, tiba-tiba kita menderita sakit sehingga batal untuk berangkat.
Apakah ini suatu kerugian? Belum tentu! Siapa tahu ini merupakan nikmat dan
pertolongan dari ALLOH, karena kalau berangkat haji belum tentu mabrur, mungkin
ALLOH tahu kapasitas keimanan dan kapasitas keilmuan kita.
Oleh sebab itu,
sekali lagi jangan terpukau oleh hasil, karena hasil yang bagus menurut kita
belum tentu bagus menurut perhitungan ALLOH. Kalau misalnya kualifikasi mental
kita hanya uang 50 juta yang mampu kita kelola. Suatu saat ALLOH memberikan
untung satu milyar, nah untung ini justru bisa jadi musibah buat kita. Karena
setiap datangnya rizki akan efektif kalau iman kitanya bagus dan kalau ilmu
kitanya bagus. Kalau tidak, datangnya uang, datangnya gelar, datangnya pangkat,
datangnya kedudukan, yang tidak dibarengi kualitas pribadi kita yang bermutu
sama dengan datangnya musibah. Ada orang yang hina gara-gara dia punya
kedudukan, karena kedudukannya tidak dibarengi dengan kemampuan mental yang
bagus, jadi petantang-petenteng, jadi sombong, jadi sok tahu, maka dia jadi
nista dan hina karena kedudukannya.
Ada orang yang
terjerumus, bergelimang maksiat gara-gara dapat untung. Hal ini karena ketika
belum dapat untung akan susah ke tempat maksiat karena uangnya juga tidak ada,
tapi ketika punya untung sehingga uang melimpah-ruah tiba-tiba dia begitu
mudahnya mengakses tempat-tempat maksiat.
Nah, Sahabat.
Selalulah kita nikmati proses. Seperti saat seorang ibu membuat kue lebaran,
ternyata kue lebaran yang hasilnya begitu enak itu telah melewati proses yang
begitu panjang dan lama. Mulai dari mencari bahan-bahannya, memilah-milahnya,
menyediakan peralatan yang pas, hingga memadukannya dengan takaran yang tepat,
dan sampai menungguinya di open. Dan lihatlah ketika sudah jadi kue, baru
dihidangkan beberapa menit saja, sudah habis. Apalagi biasanya tidak dimakan
sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan kalau orang membuat kue tadi tidak
menikmati proses membuatnya, dia akan rugi karena dapat capeknya saja, karena
hasil proses membuat kuenya pun habis dengan seketika oleh orang lain. Artinya,
ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar hasil, tapi proses.
Begitu pula
ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah prosesnya. Hamilnya sembilan bulan, sungguh
begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalan juga limbung,
masya ALLOH. Kemudian saat melahirkannya pun berat dan sakitnya juga setengah
mati. Padahal setelah si anak lahir belum tentu balas budi. Sudah perjuangan
sekuat tenaga melahirkan, sewaktu kecil ngencingin, ngeberakin, sekolah
ditungguin, cengengnya luar biasa, di SD tidak mau belajar (bahkan yang
belajar, yang mengerjakan PR justru malah ibunya) dan si anak malah jajan saja,
saat masuk SMP mulai kumincir, masuk SMU mulai coba-coba jatuh cinta.
Bayangkanlah kalau semua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak pakai
keikhlasan, maka akan sangat tidak sebanding antara balas budi anak dengan
pengorbanan ibu bapaknya. Bayangkan pula kalau menunggu anaknya berhasil,
sedangkan prosesnya sudah capek setengah mati seperti itu, tiba-tiba anak
meninggal, naudzhubillah, apa yang kita dapatkan?
Oleh sebab itu,
bagi para ibu, nikmatilah proses hamil sebagai ladang amal. Nikmatilah proses
mengurus anak, pusingnya, ngadat-nya, dan rewelnya anak sebagai ladang amal.
Nikmatilah proses mendidik anak, menyekolahkan anak, dengan penuh jerih payah
dan tetesan keringat sebagai ladang amal. Jangan pikirkan apakah anak mau balas
budi atau tidak, sebab kalau kita ikhlas menjalani proses ini, insya ALLOH
tidak akan pernah rugi. Karena memang rizki kita bukan apa yang kita dapatkan,
tapi apa yang dengan ikhlas dapat kita lakukan. ***
SEMOGA
BERMANFAAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar